Makna itu nampaknya tak cukup untuk sekedar mewakili
Banyak harapan yang muncul,
tapi tak seiring
tapi tak seiring
Juga ada mimpi yang terbangun disaat raga ini tak siap
Saat itu ada dua mulut yang saling mengenang,
Bersama-sama melewati masa-masa sulit
Berkorban demi sesuatu yang dianggap nyata, ternyata fana
Mencoba meyakinkan kembali kalau semua itu benar adanya
Menghabiskan malam bersama sang 'masa lalu'
Diselingi sebuah pertanyaan singkat
"Apa benar semua itu tertuju padaku...?"
Perlahan tapi pasti ku rapal mantra diri
"Aku yang mestinya tahu diri..."
Berulang-ulang ku rapal mantra itu dalam hati,
membatin dalam hati
...
Kamu adalah alasan ku agar terus melangkah,
untuk menghadapi segala kerumitan hidup
Lewat kamu, diri ini telah belajar banyak hal
Meskipun kita tak sering berbicara secara langsung,
namun aku selalu mengamati mu dari kejauhan
Dengan segala pertanyaan yang menderu, aku terus melangkah
Sekali lagi, ku rapal kembali mantra diri
"Aku yang mestinya tahu diri..."
Sejauh ini, mantra itulah yang membuat ku agar tetap waras
Membuat ku agar tidak berkelana terlalu jauh
Dan
Membuat ku agar tidak jatuh pada cinta yang salah
Seolah kita pernah bertemu di masa lalu
berbutir-butir obat pelupa pun,
mungkin telah dipakai untuk menghilangkan segala kenangan itu
Namun, aku masih mengenal sedikit tentang kamu...
...
Kuingat mata itu,
Namun, lagi-lagi raga
ini tak mampu untuk
sekedar berceloteh,
Hanya ada helaan napas
ketidaktahuan yang keluar
Dan pikiran yang
menerawang jauh untuk
Menyimpulkan segala
memori ituPerlahan tapi pasti ku rapal mantra diri
"Aku yang mestinya tahu diri..."
Berulang-ulang ku rapal mantra itu dalam hati,
membatin dalam hati
...
Kamu adalah alasan ku agar terus melangkah,
untuk menghadapi segala kerumitan hidup
Lewat kamu, diri ini telah belajar banyak hal
Meskipun kita tak sering berbicara secara langsung,
namun aku selalu mengamati mu dari kejauhan
Dengan segala pertanyaan yang menderu, aku terus melangkah
Sekali lagi, ku rapal kembali mantra diri
"Aku yang mestinya tahu diri..."
Sejauh ini, mantra itulah yang membuat ku agar tetap waras
Membuat ku agar tidak berkelana terlalu jauh
Dan
Membuat ku agar tidak jatuh pada cinta yang salah
Seolah kita pernah bertemu di masa lalu
berbutir-butir obat pelupa pun,
mungkin telah dipakai untuk menghilangkan segala kenangan itu
Namun, aku masih mengenal sedikit tentang kamu...
...
Kuingat mata itu,
Begitu teduh dan tulus
Meninggalkan sentuhan
kedewasaan yang mendalam
Kuingat senyum itu,
Begitu rapuh namun,
penuh pengertian
Seolah berbisik pada
diri ini “Aku mengerti dunia mu...”
Ku ingat ucapan ulangtahun itu,
Begitu hangat ketika sampai di ujung telinga ini
Seolah menjadi sesuatu yang sakral, Bagi kita berdua
Aku pun merasa ada yang kurang apabila kamu tidak mengucapkannya
...
Kini, keadaan-nya sudah jauh berbeda
Kita sudah punya jalan masing-masing yang harus dituju
Tak ada lagi mata yang saling beradu
Tak ada lagi senyum itu
dan
Tak ada lagi ucapan ulangtahun, di setiap tahunnya
Meskipun hati ini bergejolak,
raga ini serasa ingin berlari mengejar mu,
dan bertanya mengapa...?
Pasti ada alasan untuk semua itu
Mungkin hanya kamu yang tahu
...
Rasa nyaman itu,
Pekik keceriaan itu,
Melihat mu ada diujung sana,
entah mengapa
rasanya seperti melihat cermin kepribadian dari diri ini
berlari bebas
menari riang
tertawa lepas, tanpa batas
...
Hai! terimakasih telah memberikan diri ini,
pelajaran tentang kehidupan
Tentang semangat yang tak pernah menyerah pada keadaan
dan
Tentang menjadi diri sendiri
Diri ini juga telah belajar banyak hal dari sosok itu
Bahwa:
"Tak ada cinta yang salah,
yang ada hanyalah seberapa kuat kita mencoba bertahan pada cinta yang kita anggap itu salah dan kita masih berjuang untuk mempertahankan cinta itu, agar tetap ada..."
raga ini serasa ingin berlari mengejar mu,
dan bertanya mengapa...?
Pasti ada alasan untuk semua itu
Mungkin hanya kamu yang tahu
...
Rasa nyaman itu,
Pekik keceriaan itu,
Melihat mu ada diujung sana,
entah mengapa
rasanya seperti melihat cermin kepribadian dari diri ini
berlari bebas
menari riang
tertawa lepas, tanpa batas
...
Hai! terimakasih telah memberikan diri ini,
pelajaran tentang kehidupan
Tentang semangat yang tak pernah menyerah pada keadaan
dan
Tentang menjadi diri sendiri
Diri ini juga telah belajar banyak hal dari sosok itu
Bahwa:
"Tak ada cinta yang salah,
yang ada hanyalah seberapa kuat kita mencoba bertahan pada cinta yang kita anggap itu salah dan kita masih berjuang untuk mempertahankan cinta itu, agar tetap ada..."